Pengertian Bargaining, Tujuan, dan Faktor Terjadinya

pengertian bargaining

Bargaining merupakan istilah sering digunakan dalam tawar menawar, kegiatan ini tentu sudah tidak asing lagi Anda dengar. Biasanya saat membeli barang atau jasa ke suatu toko, cukup sering bagi pembeli atau penjual untuk melakukan tawar menawar, agar menemukan harga yang cocok. Berikut pembahasan lebih detail tentang apa itu bargaining.

Pengertian Bargaining

Pengertian bargaining adalah tawar-menawar, perundingan. Tawar-menawar merupakan bentuk negosiasi antara individu, kelompok, dan sebagainya. Tujuan dari negosiasi tersebut adalah untuk mencapai kesepakatan atau tujuan yang menguntungkan di kedua belah pihak, atau mencapai titik tengah dari kesepakatan tersebut.

Begitupun dalam urusan bisnis, kegiatan ini sudah menjadi hal lumrah terjadi. Dengan adanya tawar menawar, maka kita bisa mendapat harga sesuai dan kedua pihak juga masing-masing merasa diuntungkan, alhasil kerja sama timbul antar keduanya bisa berdampak positif.

Bargaining merupakan bentuk kerja sama dalam pertukaran barang atau jasa, yang melibatkan satu atau lebih organisasi atau perusahaan. Kedua pihak harus saling diuntungkan, karena tujuan pembeli adalah mendapat barang atau jasa dari penjual, sedangkan penjual mendapat keuntungan.

Baca juga : Pengertian Skeptis

Faktor Pendorong Terjadinya Bargaining

Terjadinya kerja sama dalam bargaining, bisa disebabkan oleh berbagai faktor pendukung. Bagi pebisnis atau pengelola usaha, tentu Anda harus mengetahui informasi yang kami berikan berikut ini, agar bisa menghindari kerja sama dengan tujuan yang tidak baik kepada pihak lain.

1. Keuntungan Pribadi

Salah satu faktor mendukung terjadinya bargaining adalah keuntungan pribadi, salah satu alasan paling banyak digunakan oleh berbagai pihak yang terlibat. Mereka ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya, demi keuntungan pribadi dengan membangun kerja sama.

Jika faktor ini menjadi pendorong dalam kegiatan tawar menawar, maka bukan tidak mungkin apabila salah satu pihak dapat dirugikan. Motivasi ini dapat menimbulkan perpecahan, akibatnya bentuk kerja sama yang akan Anda selenggarakan bersama pihak lain bisa berantakan.

2. Rintangan dari Luar

Faktor lainnya adalah rintangan dari luar, dimana dalam mencapai suatu tujuan, pihak tertentu mendapat kekecewaan atau rasa tidak puas, karena keinginannya tidak tercapai. Lalu akan timbul sifat agresif, dan membuat timbulnya kerja sama dengan pihak lain.

Sebetulnya motivasi ini bisa berdampak positif maupun negatif, Anda bisa mengajak kerja sama dengan pihak lain dan kedua perusahaan saling diuntungkan. Atau karena sifat agresif tersebut, Anda bertindak seenaknya dan merusak kerja sama yang ingin dibangun.

3. Ancaman Eksternal

Ancaman eksternal juga bisa menimbulkan motivasi untuk memulai kerja sama, dimana salah satu pihak membutuhkan dukungan dari pihak lain untuk melawan musuh yang sama, musuh di dalam konteks ini bisa kompetitor perusahaan dan lain sebagainya.

4. Kepentingan Suatu Pihak

Setiap perusahaan atau kelompok tentu memiliki kepentingan dan tujuannya masing-masing, dalam mencapai tujuan tersebut, tentu anggota dari kelompok tersebut juga membutuhkan bantuan dari anggota lain, sehingga tujuan bisa tercapai dengan mudah.

Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang akan selalu membutuhkan bantuan dari manusia lain. Maka dari itu kepentingan suatu pihak, juga bisa mendatangkan kerja sama dari pihak lain yang sama-sama membutuhkan.

Berbagai bentuk bargaining atau tawar menawar, tentu didorong oleh berbagai faktor yang membuat kerja sama dapat terjalin. Namun ada beberapa faktor yang harus Anda perhatikan, agar tidak ada motivasi kerja sama yang merugikan salah satu pihak.

Demikian pembahasan mengenai pengertian bargaining semoga dapat memberi wawasan baru bagi Anda.

Bagikan:

Leave a Comment