Istilah aklamasi mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Istilah aklamasi ini sebenarnya kerap kali digunakan pada saat ingin membuat keputusan yang berhubungan dengan kepentingan banyak orang. Dalam pengambilan keputusan untuk tercapainya kesepakatan bersama.
Seperti halnya penentuan ketua panitia, mengerjakan tugas atau proyek tertentu, dan lain sebagainya, seluruh hal tersebut kadang dibutuhkan adanya kesepakatan mencapai tujuan. Perkara kecil ini mungkin sering kali luput dari kesadaran Anda dan justru selalu ada dalam kehidupan sehari-hari.
Keputusan yang dimaksud ini merupakan suatu reaksi pada beberapa pilihan solusi alternatif yang dapat dilakukan secara sadar menggunakan sejumlah cara analisa demi adanya kemungkinan dari pilihan bersamaan dengan konsekuensinya. Tiap keputusan ini bakal dijadikan sebagai pilihan terakhir, bisa berupa opini atau pun tindakan tertentu. Lalu apa itu aklamasi? Berikut ini penjelasannya.
Pengertian Aklamasi
Dikutip dari kbbi pengertian aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari semua peserta rapat atau yang lainnya terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara.
Lebih jauh tentang aklamasi ini adalah sebuah pertemuan maupun pemilihan dan juga mengakui hasil akhir dari pemilihan tersebut dalam bentuk penegasan, seperti melakukan sorak gembira, bertepuk tangan secara bersamaan.
Atau bisa juga dengan teriakan atas kesuksesan pemilihan tersebut. Saat aklamasi ini sudah tercapai, maka tidak dibutuhkan lagi voting. Sementara untuk voting sendiri merupakan suatu metode atau cara untuk mengambil keputusan.
Terutama dengan memberikan pilihan kepada para peserta rapat untuk menentukan pilihannya berdasarkan pada jumlah yang sudah ada. Kegunaan dari hasil voting ini dijadikan sebagai penentu pilihan terbaik.
Baca juga: Pengertian Apotema
Pengambilan Sebuah Keputusan dengan 3 Cara
Dalam negeri demokrasi, pengambilan keputusan bisa diambil dengan tiga cara, yakni mufakat atau musyawarah, voting dan juga aklamasi.
1. Untuk musyawarah atau mufakat ini merupakan suatu cara yang dipercaya mampu mengumpulkan keseluruhan kepentingan banyak orang. Mufakat ini dianggap cara paling ideal, sebab bisa mengayomi kaum minoritas.
2. Berikutnya adalah voting, yakni pemungutan suara. Langkah satu ini biasanya dilakukan ketika musyawarah atau mufakat tidak dapat tercapai. Di sini, semua pihak wajib menghormati segala macam keputusan yang diambil dengan cara voting, terlepas dari hasilnya dan selisih suara.
3. Terakhir ialah melalui jalur aklamasi, kadang langkah ini dapat diambil setelah mengetahui sikap mayoritas dari para peserta. Sebenarnya, pengertian aklamasi hampir sama seperti voting, akan tetapi tidak dilakukan dengan cara voting formal, yakni berupa pemungutan suara dan juga dihitung berdasarkan jumlah suara.
Secara sekilas tambah mayoritas peserta bakal setuju, keputusan pun bisa dibuat tanpa harus ada perhitungan ulang berapa banyak orang yang setuju dan menolak. Pengertian ini bisa diambil dengan cara acungkan jari, siapa yang setuju dengan kesepakatan dan keputusan tersebut. Bisa juga dilakukan secara perseorangan atau pun melalui perwakilan.
Penjelasan seputar pengambilan suara berupa voting, musyawarah dan aklamasi memang tampak sederhana. Namun, pengertian aklamasi sangat jauh lebih mendalam dan kadang kerap kali dilakukan sehari-hari tanpa disadari secara langsung oleh banyak orang ketika melakukannya.