Kwitansi atau Kuitansi merupakan suatu media yang sering digunakan dalam jual beli berbagai hal. Penggunaannya sangat diperlukan karena bisa dijadikan sebagai bukti bahwa telah terjadi transaksi antara kedua belah pihak atau lebih.
Terlebih lagi jika pada kuitansi tersebut disertai dengan materai maka akan semakin kuat di mata hukum sebagai bukti jika memang telah terjadi transaksi. Kwitansi bisa dijadikan sebagai catatan untuk rekap pada pembukuan ataupun sebagai bukti jika di kemudian hari terjadi sesuatu terhadap transaksi yang telah dilakukan.
Meskipun sering digunakan, penulisannya kerap kali salah antara kwitansi atau kuitansi. Lalu mana yang benar di antara keduanya? Berikut ini adalah penjelasannya.
Daftar Isi
Kwitansi atau Kuitansi – Kata Baku yang Benar
Mengacu pada KBBI penulisan yang benar adalah kuitansi. Sedangkan kata kwitansi tidak ditemukan pada KBBI atau ditandai sebagai kata tidak baku. Pengertian kuitansi sendiri adalah surat bukti penerimaan uang.
Dari sisi pengucapan antara kwitansi atau kuitansi tidak terlalu berbeda karena memiliki pelafalan yang hampir sama, akan tetapi jika dari sisi penulisan keduanya sangat berbeda. Pada kata kwitansi setelah huruf ‘k’ diikuti huruf ‘w’, sedangkan pada kuitansi setelah huruf ‘k’ diikuti huruf ‘u’.
Baca juga: Aktifitas atau Aktivitas?
Fungsi Kuitansi
Penggunaan kuitansi sangat umum digunakan pada transaksi jual beli. Kuitansi biasanya dibuat oleh penjual sebagai tanda bukti penerimaan dana yang di dalamnya tertera detail dari produk yang dijual beserta total nominal pembayarannya.
Tidak jarang pada kuitansi juga dilengkapi dengan materai dan dibubuhi tanda tangan di atas materai tersebut agar transaksi yang berlangsung sah di mata hukum. Setelah detail pada kuitansi terisi akan diserahkan pada penerima atau pembeli sebagai tanda bukti transaksi yang telah dilakukan.
Penggunaan Kuitansi Pada Transaksi
Biasanya tidak semua transaksi disertai dengan kuitansi, hanya pada trankasi tertentu saja yang biasanya dilengkapi dengan kuitansi. Pada umumnya transaksi yang memiliki nominal besar biasanya akan dilengkapi dengan kuitansi serta materai agar sah di mata hukum.
Meskipun begitu tidak jarang pada transaksi yang memiliki nominal kecil juga disertai dengan kuitansi, tujuannya tentu bermacam-macam, yang paling umum biasanya untuk keperluan pencatatan pada pembukuan, untuk alasan ini biasanya sering dilakukan oleh perusahaan.
Komponen Pada Kuitansi
Terdapat poin-poin yang biasanya tertera pada sebuah kuitansi dan di bawah ini adalah penjelasannya.
1. Nomor Kuitansi
Pada kuitansi terdapat nomor yang biasanya terletak pada bagian atas kuitansi. Nomor kuitansi pada umumnya adalah nomor urut dari transaksi yang dilakukan atau kuitansi yang diterbitkan, nomor dapat berupa gabungan antara nomor dan huruf, ataupun berupa nomor saja.
2. Telah Diterima Dari
Pada poin ini berisi detail dari siapa uang tersebut diterima yang mana dapat berupa perorangan, organisasi, perusahaan, atau yang lainnya.
3. Jumlah Uang
Yaitu detail terkait total jumlah uang yang diberikan atau disetorkan oleh pembeli kepada penjual atau penyedia barang.
4. Untuk Pembayaran
Merupakan rincian terkait transaksi yang dilakukan tersebut untuk apa. Apakah untuk produk, jasa, atau yang lainnya.
5. Keterangan
Pada poin ini berisi keterangan tambahan terkait dengan transaksi yang dilakukan. Poin keterangan bersifat opsional sehingga jika memang tidak ada hal atau keterangan lain yang perlu ditambahkan maka poin keterangan dapat dikosongkan.
6. Tanggal
Merupakan poin yang berisi tanggal berapa transaksi dilakukan beserta keterangan tempatnya, biasanya merupakan nama daerah atau kota tempat transaksi diproses.
7. Tanda Tangan
Berisi tanda tangan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, bisa juga hanya dari pembeli atau orang yang menyetor dana. Pada beberapa transaksi tertentu tanda tangan dilakukan di atas materai.